Minggu, 17 Juli 2011

MENGAPA HARUS DI INGATKAN OLEH NEGARA LAIN??


           
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Keluasan wilayah serta keadaannya yang “disatukan” oleh hamparan laut ini menjadi salah satu hal yang membuat masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang memiliki keanekaragaman suku dan  budaya. Hal inilah yang menjadi kekayaan Indonesia yang tak ternilai harganya, meskipun terkadang menimbulkan juga konflik antar daerah atau wilayah. Sebenarnya konflik-konflik tersebut tidak akan muncul jika kita semua sadar bahwa “perbedaan” bukan untuk dijadikan sebagai landasan untuk berselisih, namun harus dijadikan sebagai landasan bahwa perbedaan yang kita miliki merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa kepada bangsa kita dan untuk saling menghargai.
            Wilayah Indonesia yang sangat strategis membuatnya menjadi jalur perdagangan yang sangat “diperhitungkan” pada jalur perdagangan laut antara pedagang-pedagang Cina-India pada masa silam. Hal ini membawa berbagai pegaruh pada kebudayaan Indonesia, baik positif maupun negatif. Terlepas dari hal tersebut, tidak dapat dipugkiri bahwa suatu negara atau bahkan manusia sekalipun, sering terpengaruh oleh negara lainnya, meskipun “kadar pengaruh” antara negara yang satu dengan yang lain berbeda. Demikian halnya dengan Indonesia. Indonesia pun sering mendapat pengaruh dari negara-negara lainnya. Hal ini terkadang membuat Indonesia “meninggalkan” kebudayaan yang lama, namun setelah hal tersebut telah “jauh” maka akan diperjuagkan kembali baik timbul dari kesadaran atau dari “penyadaran” negara lain. Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu, Indonesia dan Malaysia sempat bersitegang mengenai masalah batik dan reog. Batik yang hendak diklaim oleh Malaysia, diperjuangkan dengan segencar-gencarnya. Hal ini memang sangat ironis, ketika tidak ada “tekanan” dari pihak lain, maka kebanyakan masyarakat Indonesia sendiri seperti enggan memakai pakaian tersebut karena berbagai alasan. Mungkin ada sebagian yang berpendapat bahwa pakaian tersebut terkesan “kuno”. Namun sekarang, batik telah “dikemas” dengan berbagai model pakaian sehingga semua kalangan “mau” mengenakannya. Dari peristiwa tersebut, kita hendaknya “berterima kasih” kepada Malaysia yang telah memberikan (walaupun secara tidak langsung) “penyadaran” kepada kita tentang pentingnya menjaga kebudayaan kita sendiri.
            Satu hal lagi yang belakangan ini marak adalah adanya boyband di Indonesia. Sebenarnya, boyband bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sekitar dekade 1980 sampai 1990an, telah dikenal beberapa boyband, seperti Trio Labels, Co Boy, FBI, Me Voice, dan Cool Colours yang merajai dunia musik Indonesia. Namun, kiprah mereka di dunia musik Indonesia tidak bertahan lama dan “digantikan” oleh band-band seperti Sheila on 7, Peterpan, dan lain sebagainya pada 1990an. Belakangan, boyband muncul kembali dengan SM*SH (Seven Men Seven Hero) yang dapat dikatakan sebagai “pelopor” nya. Munculnya SM*SH ini menuai berbagai tanggapan dari masyarakat, baik positif maupun negatif. Ada yang menganggap bahwa nama boyband ini “meniru” nama boyband asal Korea, SMASH yang belakangan dikabarkan telah merilis album kembali setelah sempat dikabarkan bubar. Boyband SM*SH ini mulai banyak “dikenal” oleh masyarakat luas pada awal tahun 2011 setelah kedatangan boyband asal korea pada Desember 2010 yaitu SHINee. Tanggal 4 Juni kemarin juga telah di gelar KIMCHI dimana salah satu yang tampil adalah boyband besar Korea yaitu Super Junior. Selain itu, akan diadakan ajang boyband baru di Indonesia. Jika melihat fenomena tersebut, mungkin memang terjadi “siklus perputaran” dalam dunia ini. Seperti model pakaian juga yang “modivikasi” model pakaian dahulu. bedanya, dalam siklus tersebut, Indonesia lebih sering “diingatkan (kembali)” oleh negara lain tentang apa yang sebenarnya telah atau “pernah” dimilikinya.
Fenomena di atas memberi gambaran pada kita tentang pentingnya memelihara atau melestarikan sesuatu yang kita miliki. Mungkin memang sulit untuk mempertahankan atau melestarikan apa yang telah kita miliki, tetapi bukan berarti hal ini tidak mungkin. Oleh sebab itu, sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, marilah kita jaga apa yang telah bangsa ini miliki (mungkin dengan mempertahankan inti dari suatu kebudayaan) agar tidak seperti hal-hal yang telah terjadi dan agar tidak hilang. Sebagai contoh adalah kendaraan becak. Kendaraan ini dapat terus “bertahan” jika kita semua berusaha menjaganya. Becak sekarang menjadi lebih sulit di temukan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melestarikannya adalah dengan mengadakan becak ini pada suatu pusat atau tempat pariwisata dan di pasar-pasar. Dengan demikian diharapkan dapat menambah penghasilannya dan “memperkenalkan” atau menunjukkan pada semua orang bahwa ini merupakan salah satu kendaraan tradisional yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam hidup ini, memang sulit untuk menemukan yang abadi atau bahkan mungkin tidak ada. Bahkan ada yang mengatakan bahwa “yang abadi adalah perubahan itu sendiri”. Oleh sebab itu, jika ingin melestarikan sesuatu, kita harus “menyesuaikan” nya, namun tidak menghilangkan yang asli dan atau inti dari aslinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya...